CIWARINGIN,AYOCIREBON.COM — MA Al Hikamus Salafiyah atau yang biasa disebut MHS, Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, empertunjukkan beberapa kebisaannya bermain trik menggunakan api, sebagai tanda berakhirnya tahun ajaran pesantren juga menyambut bulan suci ramadhan.
Pihaknya mengadopsi perayaan kenaikan tingkat ditandai dengan pelaksanaan Bola Api, sejak tahun 1950.
"Awalnya sepak bola api dilaksanakan oleh Kiyai pada zaman penjajahan menggunakan batu lalu dikasi paku dibuat bulat seperti bola, tujuannya menakut-nakuti para penjajah," kata Pembina Sepak Bola Api MHS Baikunih, Senin 6 Maret 2023.
Seiring berjalannya waktu, dari yang semula bola terbuat dari batu kini beralih menggunakan batok kelapa dan direndam minyak tanah.
Baca Juga: Terbaru Gaji Pensiunan PNS untuk Lulusan SD hingga S3, Nominalnya Naik Rp 2 Juta hingga Rp 5 Jutaan?
"Beralih menjadi permainan bola api, dari bola batu diganti jadi bola api karena tidak semua orang bisa memainkannya," jelasnya.
Para pemain oleh pihaknya dianjurkan melakukan tirakat terebih dahulu, sebelum bertanding. Sebab, ada beberapa metode untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
"Tim ini dididik selama 41 hari melakukan tirakat, menggunakan metode billannar dan billaruh, tujuannya untuk menumbuhkan keyakinan sekaligus ketauhidan kita," ujarnya.
Tahun ini, pihaknya melibatkan puluhan santri dalam pelaksaan sepak bola api, terdiri dari santri yang baru saja menyelesaikan ujian akhir semester.
"Angkatan sekarang sekitar 30 orang, khusus untuk yang main petasan harus izin orang tua untuk meminimalisir insiden yang tidak diharapkan, satu tim sepak bola api masing-masing 6 orang," unglapnya.
Selain 30 orang santri, MHS memiliki keterkaitan dengan 90 pesantren di Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.
"Jadi dari 90 komplek pesantren, yang bersekolah di MHS dari kelas satu naik ke kelas dua wajib mengikuti kegiatan ini dengan izin orang tua," tuturnya.
Artikel Terkait
Jabar Dapat Kuota Haji 38 Ribu, Cirebon Berapa?
3 Tempat Makan di Cirebon dengan View Alam, Cocok Dipakai untuk Buka Bersama Bareng Keluarga atau Teman
Ditemukan Kasus Flu Burung di Cirebon dan Cimahi, DKPP Jabar: Tapi Bukan Varian Baru
Begini Tradisi Ruwahan Nisfu Syaban di Keraton Kasepuhan Cirebon dalam Menyambut Bulan Ramadhan