Bung Cikal meninggal ketika menginjak usia remaja dan dimakamkan di puncak Gunung Ciremai. Konon pada akhir zaman akan lahir Raden Adil, titisan dari Pangeran Bung Cikal.
Setelah Mbah Buyut Trusmi meninggal, ia digantikan Ki Gede Trusmi, orang yang ditaklukkan Mbah Buyut Trusmi, dimana kepemimpinan Trusmi dilanjutkan oleh keturunan Ki Gede Trusmi secara turun temurun.
Desa Trusmi termasuk wilayah Kecamatan Weru, dan telah dimekarkan menjadi dua yaitu Desa Trusmi Wetan dan Trusmi Kulon. Situs Ki BuyutTrusmi merupakan peninggalan Mbah Buyut Trusmi terletak di Trusmi Wetan.
Bangunannya terdiri dari Pendopo, Pekuncen, Mesjid Kuno, Witana, Pekulaha/Kolam, Jinem, Makam Buyut Trusmi dan Pemakaman Umum.

Situs Buyut Trusmi dipelihara dan dikelola oleh keturunan dari Ki Gede Trusmi hingga sekarang, yang semuannya berjumlah 17 orang yang terdiri dari 1 orang pemimpin, 4orang kyai, 4orang juru kunci, 4orang kaum/pengelola mesjid, dan 4 orang pembantu/ kemit.
Acara tradisional yang masih tetap dilestarikan sampai sekarang diantaranya : Arak-arakan, Memayu, Ganti Welit dan Trusmian atau Selawean yaitu acara memperingati lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Makam buyut trusmi Makam buyut trusmi adalah makam panyiar agama islam di cirebon letak makam buyut trusmi berada di desa trusmi plered atau penghasil kerajinan batik trusmi kabupaten Cirebon.Ki Buyut Trusmi adalah putra pertama Prabu Siliwangi. Sebelumnya ia bernama Pangeran Walangsungsang, atau Pangeran Cakrabuana, pendiri kerajaan Cirebon.
Setelah Ki Buyut Trusmi menyerahkan keraton yang sekarang menjadi Keraton Kasepuhan ke Sunan Gunung Jati, Ki Buyut pun pindah ke daerah Trusmi ini pada tahun 1470, dan membangun kompleks ini pada tahun 1470, dan membangun kompleks ini pada tahun 1481.
Kramat Buyut Trusmi sangat dihormati oleh masyarakat setempat, karena Ki Buyut Trusmi dipercaya sebagai sesepuh Trusmi yang sangat berjasa dalam mengembangkan dan mempopulerkan tradisi kerajinan membatik di daerah Trusmi ini. Batik Trusmi dipengaruhi oleh batik pesisiran dan keratonan.
Batik pesisiran ditandai dengan warna-warna cerah dan terang, seperti merah, kuning, hijau, dan biru, serta bermotif bebas yang melambangkan kehidupan masyarakat pesisir, seperti kegiatan masyarakat dan motif flora serta fauna. Sedangkan batik keratonan terlihat padawarna dasar krem, hitam, birutua, dan cokelat soga,bermotif keraton, seperti mega mendung, singa barong,ayam hutan dan beberapa motif lainnya.
Baca Juga: Sejarah Jamblang Cirebon dan Kisah Burung Walet Pengantar Kemakmuran
Trusmi berada di daerah Kabupaten Cirebon, desa yang hingga saat ini telah menjadi sentra bisnis batik, desa tersebut terbagi menjadi dua yaitu desa Trusmi Wetan dan Trusmi Kulon. Desa ini terletak sekitar 5 km dari pusat Kota Cirebon. Batik trusmi mulai ada sejak abad ke 14.
Asal muasal desa Trusmi yaitu suatu daerah dimana saat itu tumbuh banyak tumbuhan dan pepohonan, pada saat itu ketika para warga menebang tumbuhan tersebut namun seketika itu juga tumbuhan itu tumbuh kembali.
Artikel Terkait
Sejarah dan Asal Usul "Mudik" di Indonesia
MULUDAN CIREBON: Asal Usul Penamaan Desa Tuk di Kabupaten Cirebon
Asal Usul Perayaan Halloween Day yang Identik Lentera Labu Wajah Jack O'Lantern
Asal-usul Penamaan Rabiul Akhir, Didapat dari Peristiwa Alam Musim Semi
Asal-usul Jiraiya Bisa Jadi Sage Kodok dalam Anime Naruto, Ternyata Melalui Perjalanan Panjang
Asal-usul Hari Pahlawan 10 November Dimulai dari Pertempuran Surabaya 1945
Asal Usul Buah Zoan Mitos di Anime One Piece, Benarkah Berasal dari Lembah Dewa?
Asal Usul Hari Valentine, Benarkah Hanya untuk Agama Kristen? Ini Penjelasannya
Asal Usul Legenda Shio dalam Astrologi China
Khasiat Minyak Bintang Dayak, Asal-usul dan Kisah Sejarahnya yang Digunakan Ida Dayak dalam Pengobatan