AYOCIREBON.COM - Darah seni Kuswa Budiono mungkin mengalir dari sang ayah, meskipun ayahnya bukan seniman namun pamannya lah yang merupakan seniman.
Pria kelahiran 5 September 1954, Kuswa Budiono mengenyam pendidikan Seni Rupa dengan program studi Patung di Institut Teknologi Bandung. Sebelumnya, beliau sempat kuliah di program studi Teknik Sipil selama dua tahun.
Berawal dari berbagai studio seni rupa yang ada di ITB saling berdampingan, Pak Kuswa tidak hanya menguasai seni patung. Dengan rasa penasarannya, ia ikut mencoba membuat lukisan yang ada di studio lukis.
"Mata saya jahil, lirik-lirik 'Oh bikin lukisan begitu, bisa lah' dan saya coba-coba, jadi pameran, wah laku juga. Terpakai (karyanya) kata saya tuh," ungkap Pak Kuswa saat ditemui di kediamannya pada Sabtu, 11 Februari 2023.
Baca Juga: 5 Kedai Kopi yang Lagi Hits di Kabupaten Kuningan, Bercengkrama dengan Alam

Karya beliau banyak tersebar, salah satunya pernah bekerja sama dengan seorang pematung terkenal Indonesia, I Nyoman Nuarta.
Karya terbesar Pak Kuswa adalah "Dome Jati" yang sekarang terpajang di lantai 3 Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati yang berjumlah 4 buah. Seperti namanya, Dome Jati berbahan dasar pohon jati yang berbentuk oval dengan diameter 9 meter dan tinggi 6 meter.

Karya terbaru yang Pak Kuswa buat adalah monumen yang berbentuk kapal khas Batak, pesanan dari Kementerian PUPR untuk di Danau Toba, Sumatera Utara. Jadi, karya Pak Kuswa tidak hanya berada di Majalengka, namun nasional.
Setelah pensiun dari dosen Seni Rupa Murni (Lukis dan Patung) di Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (STISI) -sekarang lebih dikenal Universitas Telkom, beliau pindah ke Majalengka.