قُلْ لَّنْ يُّصِيْبَنَآ اِلَّا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَنَاۚ هُوَ مَوْلٰىنَا وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ (التوبة:٥١)
Artinya, "Katakanlah (Muhammad), 'Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.”
Jamaah sidang khutbah Jumat hafidhakumullah,
Wabah bukanlah peristiwa yang sama sekali baru. Wabah memiliki sejarah panjang dengan tingkat bahaya yang beragam. Peristiwa wabah penyakit juga terjadi pada zaman Nabi Muhammad dan para sahabat.
Baca Juga: Tafsir Ibnu Katsir tentang Peristiwa Isra Miraj Rasulullah SAW
Artinya, jika kita kini merasakan penderitaan akibat pandemi, sadarlah bahwa pengalaman serupa juga pernah dialami orang-orang paling saleh pada zamannya.
Wabah tha'un (penyakit sampar, pes, lepra) pernah menyerang masyarakat Arab ketika itu dan menelan korban jiwa. Lalu, apa yang dilakukan orang-orang mulia itu ketika wabah menimpa?
Sikap paling jelas dari Rasulullah saat menghadapi wabah adalah imbauan beliau kepada para sahabatnya untuk menghindari daerah-daerah yang masuk zona penyakit.
Hal ini terekam salah satunya dalam hadits sahih riwayat Imam al-Bukhari berikut ini:
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ ﷺ أَنَّهَا أَخْبَرَتْنَا أَنَّهَا سَأَلَتْ رَسُوْلَ اللهِ ﷺعَنِ الطَّاعُوْنِ فَأَخْبَرَهَا نَبِيُّ اللهِﷺ أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ فَجَعَلَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِيْنَ فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ الطَّاعُوْنَ فَيَمْكُثُ فِيْ بَلَدِهِ صَابِرًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَنْ يُصِيْبَهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيْدِ
Artinya, “Dari Sayyidah Aisyah ra, ia mengabarkan kepada kami bahwa ia bertanya kepada Rasulullah saw tentang tha‘un, lalu Rasulullah saw memberitahukannya, ‘Zaman dulu tha’un adalah azab yang dikirimkan Allah kepada siapa saja yang Dia kehendaki, tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang beriman.
Tiada seorang hamba yang sedang tertimpa tha’un, kemudian menahan diri di negerinya dengan bersabar seraya menyadari bahwa tha’un tidak akan mengenainya selain karena telah menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati syahid,’” (HR al-Bukhari).
Jamaah sidang khutbah Jumat hafidhakumullah,
Hadits ini setidaknya menjelaskan tentang dua hal penting. Pertama, tentang fakta wabah penyakit yang bisa berfungsi sebagai azab dan bisa sebagai rahmat.
Untuk konteks saat ini, dua hal ini bisa dibaca sebagai buah dari sikap manusia terhadap wabah. Wabah berstatus sebagai azab ketika disikapi dengan kekufuran, kezaliman, kesombongan, dan laku maksiat lainnya.
Sebaliknya, wabah menjelma menjadi rahmat saat direspons dengan bijak dan penuh kesabaran yang menjadi ciri-ciri sikap kaum beriman. Wabah bisa menimpa siapa saja, baik mukmin maupun bukan; orang-orang saleh maupun para pendosa.
Artikel Terkait
Materi Khutbah Jumat Singkat Padat: Larangan Mencaci Agama Lain
Materi Khutbah Jumat Singkat Padat: Teguhkan Keyakinan Bahwa Allah Pencipta Segala Sesuatu
Materi Khutbah Jumat Singkat Padat: Jadikan Segala Aktivitas Bernilai Ibadah
Materi Khutbah Jumat Singkat Padat: Allah SWT Ada Tanpa Tempat
Materi Khutbah Jumat Singkat Padat: Memetik Hikmah dari Peristiwa Isra Miraj
Materi Khutbah Jumat Singkat Padat: Hati-hati Istidraj, Jebakan Kenikmatan yang Membinasakan
Materi Khutbah Jumat Singkat Padat: 4 Pelajaran dalam Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Materi Khutbah Jumat Isra Miraj Singkat Padat: Nilai Iman Diukur dari Besarnya Cinta kepada Rasulullah SAW
Materi Khutbah Jumat Singkat Padat: Isra Miraj dan Pembersihan Hati Manusia
Materi Khutbah Jumat Isra Miraj Singkat Padat: Cara Menghadirkan Rasulullah SAW