LEMAHWUNGKUK, AYOCIREBON.COM- Setiap 5 April atau 4 April pada tahun kabisat, warga Tionghoa umumnya melakukan tradisi Ceng Beng.
Dalam budaya Tionghoa, Ceng Beng serupa dengan ziarah kubur atau nyekar.
Dalam Ceng Beng, mereka diingatkan atas nenek moyang yang pernah hidup.
Pemerhati budaya Tionghoa di Cirebon, Jeremy Huang Wijaya mengungkapkan, Ceng Beng disebut pula Hari Menyapu Kuburan (Hari Pembersihan Pusara) dan Festival Bersih Terang.
Pada hari itu mereka membersihkan atau menyapu kuburan nenek moyang dan menghiasinya, sebagai tanda bakti kepada leluhur.
"Ada pepatah Cina yang mengatakan, Qù fénmù hé bōzhòng huā zuòwéi wǒmen zūnzhòng hé gǎnjī fùmǔ de zhèngmíng, jì zhù tāmen de fúwù yang artinya ziarah kubur dan tabur bunga ke makam orang tua sebagai tanda bakti menghormati orang tua. Jadi, bagi warga Tionghoa, Ceng Beng dilakukan untuk mengingat dan menghormati nenek moyang," paparnya kepada Ayo Cirebon, Senin, 28 Maret 2022.
Pada Ceng Beng, lazimnya setiap orang berdoa di depan pusara nenek moyang, menyapu pusara, dan bersembahyang dengan makanan, teh, arak, dupa, kertas sembahyang, dan berbagai aksesori, sebagai persembahan kepada nenek moyang.
Menurutnya, Ceng Beng merupakan upacara penting bagi kebanyakan orang Tionghoa.
"Di Cina, Ceng Beng dijadikan hari libur. Begitu juga di Hong Kong, Makau, dan Taiwan," ujarnya.
Artikel Terkait
Kabar Duka: Ibunda Presiden Jokowi Meninggal Dunia
Covid-19 Meniadakan Tradisi Ceng Beng, Warga Tionghoa Cirebon Doakan Leluhur di Rumah
New Normal, Objek Wisata Budaya di Cirebon Mulai Dibuka
Bisnis di Tahun Macan Air, Ini Menurut Pemerhati Budaya Cirebon Jeremy Huang
5 Tanaman Pengundang Rezeki dan Pencipta Energi Positif Menurut Feng Shui 2022, Cocok untuk Rumah dan Kantor
Makna Semangka di Atas Meja Sembahyang kala Malam Imlek
Doa Ziarah Kubur Lengkap dalam Tulisan Arab dan Latin serta Terjemah, Dibaca Saat Ziarah Sebelum Ramadhan