Gawat! Udara India Masuk Kategori Bahaya hingga Sekolah-Sekolah Diliburkan

- Sabtu, 5 November 2022 | 08:42 WIB
Ilustrasi polusi udara di India (Pixabay/Foto-Rabe)
Ilustrasi polusi udara di India (Pixabay/Foto-Rabe)

AYOCIREBON.COM -- Polusi udara India masuk kategori berbahaya hingga pihak berwenang New Delhi memerintahkan sekolah-sekolah dasar ditutup mulai hari Sabtu.

Mereka meminta sekolah-sekolah untuk menghentikan kegiatan di luar ruangan bagi anak-anak yang lebih besar karena udara di ibu kota sudah tercemar dan akan beresiko parah bagi kesehatan.

Udara India masuk kategori bahaya lantaran kabut asap kotor terbentuk di ibu kota India setiap musim dingin karena udara yang dingin dan berat menahan debu konstruksi, emisi kendaraan, dan asap dari pembakaran tunggul tanaman di negara bagian tetangga yang menyebabkan lonjakan penyakit pernapasan di antara 20 juta penduduk kota itu.

Baca Juga: Kantor Ditutup Sementara, Twitter Beritahu Pemecatan Karyawan Lewat Email

Melansir Reuters, indeks kualitas udara India atau Air Quality Index (AQI) pada hari Jumat mencapai angka 400. Hal ini menempatkan udara India di sebagian besar distrik wilayah ibu kota dalam kategori parah atau berbahaya.

Ketua Menteri Arvind Kejriwal menginstruksikan sekolah-sekolah untuk mengambil tindakan dan member langkah atau tindakan pencegahan demi mengatasi jatuhnya korban jiwa. Dan menginstruksikan untuk menerapkan pembatasan jumlah kendaraan di jalan.

Dewan pengendalian polusi federal India telah melarang masuknya truk diesel yang membawa barang-barang tidak penting ke ibu kota.

Sementara itu, pemerintahan Delhi menangguhkan sebagian besar pekerjaan konstruksi dan pembongkaran di wilayah tersebut awal pekan ini.

Baca Juga: COP 27: Tuntutan Beberapa Negara dan Aliansinya kepada Negara – Negara Kaya!

Menteri Lingkungan Delhi Gopal Rai mengatakan ke depannya 50% pegawai pemerintah Delhi akan disuruh bekerja dari rumah dan dia mendesak perusahaan swasta untuk mengambil langkah serupa.

Keputusan untuk menutup beberapa sekolah datang setelah orang tua dan pecinta lingkungan yang peduli turun ke media sosial.

Dalam media sosial tersebut, warga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam bernapas dan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan.

“Orang sehat dapat terpengaruh, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan berisiko lebih besar ketika AQI naik melewati 400,” pemerintah federal memperingatkan kepada masyarakat dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Mengenal Sejarah Stasiun Cirebon, Pengakut Produksi Gula pada Masa Lalu

Halaman:

Editor: Gita Esa Hafitri

Tags

Artikel Terkait

Terkini