50 Polisi Tewas dalam Unjuk Rasa di Iran, Ini Penyebabnya

- Kamis, 24 November 2022 | 21:41 WIB
Ali Bagheri Kani dalam sebuah acara ( Instagram @alibagherikani )
Ali Bagheri Kani dalam sebuah acara ( Instagram @alibagherikani )

AYOCIREBON.COM -- Wakil Menteri Luar Negeri Ali Bagheri Kani, mengumumkan angka kematian resmi pertama kali di tengah tindakan keras yang intensif di daerah Kurdi dalam beberapa hari terakhir.

Menurutnya, sekitar 50 polisi tewas dalam protes yang mengguncang Iran sejak September. Pasukan keamanan Iran telah bentrok dengan pengunjuk rasa di seluruh negeri

Komisi Hak Asasi Manusia PBB mengatakan lebih dari 300 demonstran telah tewas sejak kematian dalam tahanan wanita Kurdi bernama Mahsa Amini (22) pada 16 September 2022.

Baca Juga: Krisis Hak Asasi Manusia dalam Unjuk Rasa di Iran, Ini Tanggapan Kepala HAM PBB

Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk mengatakan Iran menghadapi "krisis hak asasi manusia penuh" dengan 14.000 orang ditangkap sejauh ini, termasuk anak-anak, Kamis 24 November 2022.

Dia berbicara menjelang sesi khusus di Jenewa dengan kemungkinan pemungutan suara untuk membentuk misi pencarian fakta.

"Sekitar 50 petugas polisi tewas selama protes dan ratusan lainnya luka-luka," Ucap Ali Bagheri Kani yang juga merupakan Kepala Negosiator Nuklir Iran, dalam sebuah wawancara di televisi India seperti dikutip dari Reuters.

Protes yang dipicu oleh kematian Amini setelah dia ditahan oleh polisi moralitas karena pakaian yang dianggap tidak pantas yaitu di bawah aturan berpakaian Islami yang ketat di Iran dengan cepat menyebar ke seluruh Iran.

Baca Juga: Kereta Api Andalan Celebes Sudah Beroperasi di Sulawesi Selatan, Dibuka Gratis hingga Desember 2022

Kemarahan terfokus pada hak-hak perempuan, tetapi pengunjuk rasa juga menyerukan jatuhnya Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Seorang anggota parlemen dari kota Mahabad yang berpenduduk mayoritas Kurdi mengatakan dia telah berulang kali dipanggil oleh pengadilan karena sikapnya mendukung pengunjuk rasa.

"Pengadilan telah mengajukan keluhan terhadap saya sebagai perwakilan dari orang-orang yang berkabung alih-alih melindungi hak-hak hukum dari orang-orang yang memprotes dan keluarga korban di kota-kota Mahabad dan Kurdi," cuit Jalal Mahmoudzadeh pada hari Rabu.

Ulama Muslim Sunni terkemuka Molavi Abdul Hamid, yang telah blak-blakan mengkritik perlakuan sebagian besar etnis minoritas Sunni Iran oleh elit penguasa Syiah, men-tweet pada hari Rabu menentang tindakan keras di daerah Kurdi.

Baca Juga: Ribuan Nelayan di Kabupaten Cirebon Terima Asuransi Kesehatan

Halaman:

Editor: Gita Esa Hafitri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Aktor Heo Dong Won Umumkan Tanggal Pernikahannya

Kamis, 16 Februari 2023 | 12:19 WIB