AYOCIREBON.COM -- Wakil Menteri Luar Negeri Ali Bagheri Kani, mengumumkan angka kematian resmi pertama kali di tengah tindakan keras yang intensif di daerah Kurdi dalam beberapa hari terakhir.
Menurutnya, sekitar 50 polisi tewas dalam protes yang mengguncang Iran sejak September. Pasukan keamanan Iran telah bentrok dengan pengunjuk rasa di seluruh negeri
Komisi Hak Asasi Manusia PBB mengatakan lebih dari 300 demonstran telah tewas sejak kematian dalam tahanan wanita Kurdi bernama Mahsa Amini (22) pada 16 September 2022.
Baca Juga: Krisis Hak Asasi Manusia dalam Unjuk Rasa di Iran, Ini Tanggapan Kepala HAM PBB
Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk mengatakan Iran menghadapi "krisis hak asasi manusia penuh" dengan 14.000 orang ditangkap sejauh ini, termasuk anak-anak, Kamis 24 November 2022.
Dia berbicara menjelang sesi khusus di Jenewa dengan kemungkinan pemungutan suara untuk membentuk misi pencarian fakta.
"Sekitar 50 petugas polisi tewas selama protes dan ratusan lainnya luka-luka," Ucap Ali Bagheri Kani yang juga merupakan Kepala Negosiator Nuklir Iran, dalam sebuah wawancara di televisi India seperti dikutip dari Reuters.
Protes yang dipicu oleh kematian Amini setelah dia ditahan oleh polisi moralitas karena pakaian yang dianggap tidak pantas yaitu di bawah aturan berpakaian Islami yang ketat di Iran dengan cepat menyebar ke seluruh Iran.
Baca Juga: Kereta Api Andalan Celebes Sudah Beroperasi di Sulawesi Selatan, Dibuka Gratis hingga Desember 2022
Kemarahan terfokus pada hak-hak perempuan, tetapi pengunjuk rasa juga menyerukan jatuhnya Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Seorang anggota parlemen dari kota Mahabad yang berpenduduk mayoritas Kurdi mengatakan dia telah berulang kali dipanggil oleh pengadilan karena sikapnya mendukung pengunjuk rasa.
"Pengadilan telah mengajukan keluhan terhadap saya sebagai perwakilan dari orang-orang yang berkabung alih-alih melindungi hak-hak hukum dari orang-orang yang memprotes dan keluarga korban di kota-kota Mahabad dan Kurdi," cuit Jalal Mahmoudzadeh pada hari Rabu.
Ulama Muslim Sunni terkemuka Molavi Abdul Hamid, yang telah blak-blakan mengkritik perlakuan sebagian besar etnis minoritas Sunni Iran oleh elit penguasa Syiah, men-tweet pada hari Rabu menentang tindakan keras di daerah Kurdi.
Baca Juga: Ribuan Nelayan di Kabupaten Cirebon Terima Asuransi Kesehatan
Artikel Terkait
Live Streaming Gratis Piala Dunia 2022 Maroko vs Kroasia Hari Ini 17.00 WIB
Inggris, Perancis, dan Jerman Kutuk Rencana Iran Perluas Program Nuklir
China Diguncang Unjuk Rasa Pekerja Pabrik Besar iPhone Foxconn
Live Streaming Gratis Piala Dunia 2022 Jerman vs Jepang Hari Ini 20.00 WIB
Sistem Bendungan Mose Ternyata Dapat Membebaskan Venesia dari Banjir Air Pasang
Gempa Berkekuatan 5.9 Magnitudo Mengguncang Turki Barat Laut, 50 Orang Luka-Luka
Live Streaming Gratis Piala Dunia 2022 Swiss vs Kamerun Hari Ini 17.00 WIB
Klarifikasi Apple Terkait Demo Buruh Pabrik Perakitan iPhone Terbesar di China
Turki Berencana Meluncurkan Operasi Darat Terhadap Milisi Kurdi di Suriah
Krisis Hak Asasi Manusia dalam Unjuk Rasa di Iran, Ini Tanggapan Kepala HAM PBB