AYOCIREBON.COM - Ratusan karyawan Apple di Australia sedang bersiap untuk melakukan mogok kerja menjelang Natal untuk menuntut kondisi kerja dan upah yang lebih baik, kata para pemimpin serikat pekerja dan staf.
Langkah ini kemungkinan akan merugikan penjualan dan layanan pembuat iPhone di Australia.
Sekitar 200 orang dari 4.000 karyawan Apple di Australia melakukan mogok kerja kurang dari dua hari terjadi ketika raksasa teknologi AS itu menghadapi gangguan akibat kerusuhan pekerja di pabrik iPhone utamanya di China.
Baca Juga: Cara Nonton Streaming Kupu Kupu Malam The Series Episode 4 Sore ini Pukul 17.00 WIB di WeTV VIP
Anggota Serikat Pekerja Ritel dan Makanan Cepat Saji Australia atau Retail and Fast Food Workers Union (RAFFWU) meminta Apple Inc (AAPL.O) perihal daftar nama pekerja tetap, jam kerja yang diketahui, akhir pekan dua hari berturut-turut dan kenaikan upah tahunan yang disepakati.
"Pemogokan Natal ini adalah cara bagi anggota kami untuk mengambil kembali waktu mereka bersama keluarga dan teman-teman, sementara manajemen terus menolak untuk memberikan pekerja hak daftar upah minimum yang paling dasar," kata sekretaris RAFFWU Josh Cullinan kepada Reuters.
Upaya untuk membawa manajemen ke meja perundingan gagal awal pekan ini, dengan Apple (AAPL.O) menolak untuk bertemu hingga Februari, katanya.
Pekerja yang mogok akan keluar dari gerai ritel Apple pada pukul 15.00 (04.00 GMT) pada 23 Desember dan menjauh sepanjang Malam Natal, biasanya merupakan waktu puncak untuk penjualan Apple iPhone, jam tangan, dan produk lainnya.
Baca Juga: Sinopsis Suami Pengganti Episode 275 Malam Ini 9 Desember 2022: Saka Tak Rela Ariana Menikah dengan Justinapple
Tindakan tersebut akan dilakukan secara nasional yang akan memberikan dampak terbesar di dua gerai ritel di Brisbane, dan masing-masing di Adelaide dan Newcastle di mana RAFFWU memiliki anggota terbanyak.
"Anda tidak dapat memberi harga pada keseimbangan kehidupan kerja," kata seorang karyawan Apple, yang akan bergabung dalam pemogokan tetapi tidak ingin disebutkan namanya karena takut menjadi sasaran manajemen.
Tindakan pemogokan lain yang telah berlanjut dari awal tahun ini juga akan meningkat, kata RAFFWU.
Tindakan pemogokan lainnya itu termasuk larangan perbaikan iphone dan perbaikan Apple Watch untuk jam-jam tertentu di beberapa outlet, larangan membuka pintu di tempat lain, larangan melakukan penjualan apa pun, dan larangan memakai kaos merah meriah perusahaan.***
Artikel Terkait
Waduh Ternyata iPhone 14 Kurang Laku, Apple Kurangi Produksi
Klarifikasi Apple Terkait Demo Buruh Pabrik Perakitan iPhone Terbesar di China
Benarkah Apple Membeli Manchester United Senilai Rp 109 Triliun? Cek Faktanya