AYOCIREBON.COM -- Presiden Iran, Ebrahim Raisi melakukan lawatan ke China dan Moskow untuk meluaskan hubungan dan berupaya untuk mengimbangi intimidasi dari sanksi barat terhadapa proyek pengembangan nuklir. Presiden China, Xi Jinping menyatakan dukungannya kepada Iran.
Dilansir Aljazeera, dalam pernyataannya yang disiarkan di TV pemerintah China melalui situs web, Xi Jinping mengatakan mendukung kedaulatan nasional Iran dan menolak unilateralisme dan intimidasi pada Selasa (14/2/2023).
Pada Pertemuan tersebut, Raisi tidak sendirian, ia ditemani oleh timnya selama kunjungan China. Raisi bersama gubernur bank sentral baru yang juga menunjukkan kecakapannya.
Selain itu, Raisi bersama enam anggota kabinet seperti menteri ekonomi, perminyakan, luar negeri, perdagangan, transportasi, dan pertanian.
Pernyataan Xi muncul ketika Raisi melakukan kunjungan ke negara raksasa ekonomi asia itu. Kunjungan kenegaraan Iran ini merupakan yang pertama kalinya ke China dan bagi presiden Raisi dalam 20 tahun.
China menyerukan resolusi yang tepat bagi masalah nuklir Iran ketika Beijing mennyatakan solidaritasnya dengan Iran di tengah ketidakpastian global.
Perjanjian Nuklir 2015 membuat Iran kesulitan dalam pengayaan Uranium untuk proyek nuklir negara.
Baca Juga: Inggris, Perancis, dan Jerman Kutuk Rencana Iran Perluas Program Nuklir
Perjanjian itu membatasi pengembangan senjata nuklir Iran sebagai imbalan pencabutan sanksi internasional. Iran mengatakan proyek nuklirnya dikembangkan lebih lanjut untuk alasan damai.
Namun, tahun 2018 ketika Donald Trumph menjabat, alasan tersebut tidak cukup mengekang kegiatan nuklir di Teheran dan kembali menjatuhkan sanksi kepada Iran sehingga meninggalkan kesepakatan itu secara sepihak. Trumph menganggap alasan tersebut belum dapat dijadikan pegangan.
China berdiri bersama Iran. Setelah keputusan itu, China mengkritik Washington karena menarik diri terhadap kesepakatan itu dan AS bertanggung jawab untuk menghidupkan kembali pakta tersebut.
Tidak sampai disitu. AS kembali memberikan Sanksi baru kepada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam ekspor minyak Iran, termasuk lima yang berbasis di China, sanksi diberikan pada bulan September lalu.
Baca Juga: Perang Rusia dan Ukraina Sebabkan Radiasi Nuklir di Chernobyl Meningkat Tajam
Artikel Terkait
Akademisi Desak Inggris Keluar dari Perjanjian Energi untuk Hindari Kerusakan Iklim
Miris! Hyundai dan Kia Memperkerjakan Anak di Bawah Umur Untuk Bekerja di Pabriknya di Alabama
Benda Aneh di Langit Alaska: Militer AS Menembak Jatuh Objek Tidak Dikenal
Ilmuwan China Berhasil Mengkloning Sapi Super: Langkah Rvitalisasi Sektor Pertanian China
Kim Heechul Super Junior Meminta Maaf atas Kontroversinya Melalui Siaran Langsung
AlphaTauri Merilis Livery mobil F1 untuk Musim 2023, Apa Keunggulannya?
Raja Charles Disebut Sulit Membangun Hubungan dengan Menantu, Tapi Selalu Dukung Kate Middleton?
Ngeri! Gempa Dahsyat di Turki Sebabkan Tanah Terbelah Jadi Dua hingga Retak Sepanjang Ratusan Kilometer
MOMOLAND Resmi Umumkan Bubar, Merries: Terima Kasih untuk Semuanya
Suga BTS Umumkan World Tour, Indonesia Bakal Dikunjungi Selama 3 Hari?