Perekonomian Thailand Menurun Akibat Ekspor Merosot: Sektor Pariwisata Menjaga Asa Perekonomian Negara

- Jumat, 17 Februari 2023 | 14:56 WIB
Perekonomian Thailand Menurun Akibat Ekspor Merosot: Sektor Pariwisata Menjaga Asa Perekonomian Negara (unsplash.com/geoffgreenwood)
Perekonomian Thailand Menurun Akibat Ekspor Merosot: Sektor Pariwisata Menjaga Asa Perekonomian Negara (unsplash.com/geoffgreenwood)

AYOCIREBON.COM -- Pertumbuhan ekonomi Thailand merosot drastis lebih dari yang diperkirakan, imbas dari penurunan ekspor dan manufaktur di kuartal keempat tahun 2022.

Tahun lalu Thailand yang ekonominya bergantung pada sektor pariwisata mengalami peningkatan sebesar 2,6 persen, tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 1,5 persen.

Data tersebut menunjukkan Thailand menjadi salah satu peningkatan paling lambat di Asia Tenggara.

Data dari Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional (NESDC) pada Jumat (17/2/2023) menunjukkan Thailand tumbuh sebesar 1,4 persen dari periode Oktober-Desember dari tahun lalu.

Baca Juga: Sat Set! Erick Thohir Segera Bertemu Shin Tae-yong Bahas Piala Asia U20 2023

Secara perhitungan triwulan, produk domestik bruto (PDB) Thailand mengalami kontraksi penyesuaian musiman sebesar 1,5 persen meleset dari perkiraan target kenaikan 0,5 persen.

Meskipun kuartal keempat dinilai lebih lambat, pemulihan ekonomi akan mendapatkan daya tarik akibat dari pembukaan China lebih awal dari perkiraan.

Terbukti memberikan dorongan lebih lanjut dari sektor pariwisata sehingga dapat mengimbangi dampak dari pelemahan ekspor.

Baca Juga: LokeRANS: Lowongan Kerja RANS Entertainment Terbaru 2023, Dibuka 2 Posisi, Cek Persyaratannya!

Sektor Pariwisata Thailand justru menjadi peluang besar perekonomian. Walaupun inflasi tinggi dalam beberapa tahun dan dampak perlambatan China, Thailand tetap mendapat dorongan ekonomi dari pelonggaran pembatasan Covid-19 yang mendorong aktivitas dan pariwisata.

Dalam sebuah catatan Capital Economics menuturkan Thailand terus mengalami pemulihan di tahun pertama kuartal kedua. Walaupun harga komoditas lebih tinggi, itu tidak mengganggu peluang negara di sektor pariwisata.

Capital Economics memperkirakan akan terus berlanjut selama beberapa bulan mendatang.

Baca Juga: Sejarah Gereja Katolik Santo Yusuf Cirebon, Termasuk Bangunan Cagar Budaya

Dengan kembalinya pengunjung China, agensi memperkirakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara itu akan mendapatkan kunjungan turis asing berkisar 28 juta, naik dari 23,5 juta dari ekspektasi proyeksi sebelumnya.

Halaman:

Editor: Rohmana Kurniandari

Tags

Artikel Terkait

Terkini