Puasa Syawal 6 Hari Tidak Berurutan Boleh apa Tidak? Simak Penjelasannya

- Kamis, 27 April 2023 | 08:10 WIB
Bolehkah puasa Syawal dilakukan enam hari tidak berurutan? Simak penjelasannya. (Foto: Freepik/freepik)
Bolehkah puasa Syawal dilakukan enam hari tidak berurutan? Simak penjelasannya. (Foto: Freepik/freepik)

 

AYOCIREBON.COM-- Apakah Puasa Syawal harus berurusan selama 6 hari. Bagaimana hukumnya jika melakukan puasa Syawal tidak berurutan atau selang-seling?

Simak Tata Cara Puasa Syawal, Bolehkah Tidak Berurutan? Simak informasi di bawah ini mengenai puasa Syawal 2023.

Secara umum, tata cara puasa Syawal sama dengan tata cara puasa lain, yaitu menahan diri dari makan, minum, serta hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. 

Berikut ini tata cara puasa Syawal 2023

  1. Niat Puasa Syawal yang boleh dilakukan Setelah Terbit Fajar
  2. Saat akan berpuasa disyaratkan untuk melakukan niat pada malam hari sebelum menjalankan puasa, yaitu sebelum terbit fajar.

Adapun puasa sunah justru dibolehkan untuk menghadirkan niat setelah terbit fajar karena Nabi Muhammad SAW pernah melakukan hal tersebut. Sebagaimana dalam hadis Asiyah RA,

Baca Juga: Sampai Kapan Batas Waktu untuk Puasa Syawal 2023? Cek Jadwalnya di Sini

 "Rasulullah SAW bertanya kepadaku pada suatu hari: 'Wahai Aisyah, apakah engkau memiliki sesuatu (untuk dimakan pagi ini?)'. Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, kita tidak memiliki sesuatu pun (untuk dimakan)’. Beliau lalu bersabda: 'Kalau begitu aku akan puasa'. - HR Muslim no. 1154.

Puasa Syawal Tidak Harus Berurutan

Puasa Syawal sangat dianjurkan untuk berurutan, dan bisa dimulai pada 2 Syawal. Bisa juga mengambil di pertengahan Syawal. Namun, jika tidak memungkinkan puasa Syawal bisa dilakukan tidak berurutan.

Tidak sama dengan puasa Ramadan, puasa Syawal tidak disyaratkan untuk dilakukan selama berurutan melainkan boleh dilakukan secara terpisah-pisah harinya.

Jadi, yang terpenting dari puasa Syawal ini adalah dilaksanakan sebanyak enam hari di bulan Syawal. Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan:

"Puasa enam hari di bulan Syawal telah shahih dari Rasulullah SAW. Dan boleh mengerjakannya secara mutatabi'ah (berurutan) atau mutafarriqah (terpisah-pisah) karena Rasullulah SAW menyebutkan puasa Syawal secara mutlaq dan tidak disebutkan harus berurutan atau terpisah-pisah. Beliau bersabda: 'Barangsiapa yang puasa Ramadan lalu diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, ia mendapatkan pahala puasa setahun penuh'. (HR Muslim dalam Shahihnya, Majmu' Fatawa wa Maqalah Mutanawwi'ah, 15/391).

 

Editor: Asep Dadan Muhanda

Tags

Artikel Terkait

Terkini