Cara Khusus Mengurus Jenazah Janin Bayi Keguguran, Korban Kecelakaan, Terbakar, Ihram dan Gugur Syahid

- Rabu, 24 Mei 2023 | 13:12 WIB
Ilustrasi jenazah. Cara Khusus Mengurus Jenazah Janin Bayi Keguguran, Korban Kecelakaan, Terbakar, Ihram  dan Gugur Syahid (Istimewa)
Ilustrasi jenazah. Cara Khusus Mengurus Jenazah Janin Bayi Keguguran, Korban Kecelakaan, Terbakar, Ihram dan Gugur Syahid (Istimewa)

AYOCIREBON.COM-- Bagaimana cara mengurus jenazah yang masih janin, korban kecelakaan, jenazah terbakar dan ihram? Ada ketentuan khusus dalam mengurus jenazah tersebut dibandingkan orang yang meninggal karena sakit atau meninggal normal.

Simak enjelasannya dilansir dari NU Online berikut ini

Ada empat kwajiban atau fardu bagi kita yang masih hidup terhadap orang yang sudah meninggal, yakni memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan.

Namun, dalam praktiknya ada beberapa ketentuan khusus dalam mengurus jenazah tertentu, seperti jenazah janin keguguran, jenazah orang yang kecelakaan, jenazah orang yang ihram, dan jenazah orang yang gugur syahid

Jenazah Janin

Berbeda dengan mengurus jenazah orang dewasa, mengurus jenazah janin terdapat sejumlah ketentuan, sebagaimana disebutkan oleh Syekh Zainuddin al-Malaibari dalam kitabnya, Fath al-Mu‘in: 

ووري أي ستر بخرقة سقط ودفن وجوبا كطفل كافر نطق بالشهادتين. ولا يجب غسلهما بل يجوز. وخرج بالسقط العلقة والمضغة فيدفنان ندبا من غير ستر ولو انفصل بعد أربعة أشهر غسل وكفن ودفن وجوبا. فإن اختلج أو استهل بعد انفصاله صلي عليه وجوبا. 

Artinya, “Dan harus dibungkus—maksudnya ditutup—dengan kain serta wajib dikubur mayat janin yang lahir keguguran. Sama halnya dengan mayat anak kecil kafir yang mengucap dua kalimat syahadat.

Namun, mayat janin keguguran dan anak kecil kafir itu tidak wajib dimandikan, hanya saja boleh jika mau dimandikan.

Dikecualikan dari janin yang keguguran adalah gumpalan darah atau gumpalan daging (calon janin) yang keguguran.

Maka keduanya sunah dikuburkan tanpa harus dibungkus. Namun, bila janin yang keguguran itu telah berusia empat bulan, maka ia wajib dimandikan, dikafani, dan dikebumikan.

Berbeda halnya jika setelah keluar sang janin bergerak atau bersuara, maka ia wajib dishalatkan (selain dimandikan, dikafani, dan dikebumikan).” (Lihat: Fath al-Mu‘in, Terbitan Dar Ihya al-Kutub al-‘Araiyyah, halaman 46).     

Dari petikan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 

*Janin yang keguguran dan masih berupa gumpalan darah dan gumpalan daging, sunah dikuburkan, tidak wajib dibungkus, tidak wajib dimandikan, tidak wajib dishalatkan.     

Halaman:

Editor: Asep Dadan Muhanda

Tags

Artikel Terkait

Terkini