Kisah Arif Pujianto Gugat Pabrik Semen Karena Mencemari Lingkungan Tempat Mencari Nafkah

- Sabtu, 4 Februari 2023 | 18:00 WIB
Ilustrasi Hukum (Foto: Pexel)
Ilustrasi Hukum (Foto: Pexel)



AYOCIREBON.COM-- Pabrik semen asal Swiss, Semen Holcim digugat oleh 4 orang Indonesia karena memberikan dampak iklim di Pulau Pari Indonesia.

Nelayan setempat yang menggugat, Arif Pujianto mengaku menggugat Semen Holcim ke pengadilan secara resmi, melansir Aljazeera.

Pria berusia 54 tahun ini merasakan dampak dari krisis iklim terhadap produsen semen tersebut. Saat gelombang pasang pertama terjadi di tahun 2018, ia terpaksa berpindah karena rumahnya terendam air.

Selain itu, sumur yang menjadi sumber penghidupannya menjadi tercemar sehingga Pujianto merasa menjadi pengungsi di negerinya sendiri.

“Saya menjadi pengungsi di tanah saya sendiri," katanya.

Akibat kejadian itu, ia terpaksa mengungsi ke di Kepulauan Seribu, tepatnya di bagian Barat Laut Jawa Bersama istri dan putranya.

Pulau dataran rendah Pari berjarak sekitar 40 km utara Jakarta. Rata-rata ketinggian pulau Pari 1,5 m di atas permukaan laut.

Masalah iklim seperti cuaca ekstrem menyebabkan rumah-rumah terendam dan wisawatan membatalkan perjalanan mereka ke sana serta menyebabkan pohon-pohon seperti papaya dan pisang menjadi hancur.

Pujianto dan 3 orang Indonesia lainnya menggugat secara resmi Pabrik semen asal Swiss tersebut yang berbasis di kota Zug.

Sebelumnya mereka hanya melayangkan surat perjanjian damai, tetapi –belum sempat ada kata sepakat—ia menggugat semen Holcim ke pengadilan sipil Swiss.

Mereka tidak sendiri, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Swiss Church Aid (HEKS), dan Pusat Konstitusi dan Hak Asasi Manusia Eropa berada di belakang Pujianto dan kawan-kawan dalam membantu memenangkan gugatannya.

Selain itu, mereka juga menuntut Langkah-langkah adaptif untuk pembiayaan Bersama perusahaan dalam memulihkan kondisi iklim pulau, dan menuntut agar membayar kerugian dan kerusakan terhadap peran perusahaan dalam krisis iklim. Penggugat menuntut sebesar 14.700 Franc Swis atau setara $16.000.

Menurut studi oleh Global Accountability di Amerika Serikat, Holcim telah mengeluarkan sebanyak 7 miliar ton karbon dioksida sejak 1950-2021. Itu setara dengan 0,42 persen emisi karbon industry global di seluruh dunia.

Juru bicara Holcim, dalam sebuah pernyataannya mengatakan krisis iklim merupakan prioritas utama bagi perusahaan dan mengambil Langkah individu serta mendukung dalam kerangka kerja multilateral agar dampak kolektif menjadi solusi yang nyata.

Halaman:

Editor: Asep Dadan Muhanda

Tags

Terkini