Oleh Jeremy Huang Wijaya
AYOCIREBON.COM- Sesudah para pemuda mendengar kekalahan Jepang dalam perang Pasifik pada 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, para pemuda, yaitu Soekarni, Adam Malik, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh membawa Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok.
Untuk mengelabui Jepang, Sukarno disuruh mengenakan seragam tentara PETA. Fatmawati dan Guntur juga ikut.
Mereka menggunakan 2 mobil, sebuah mobil untuk keluarga Soekarno dan sebuah mobil lainnya untuk Bung Hatta yang juga diculik para pemuda.
Rombongan para pemuda bersenjata lengkap dan siap tempur itu berganti mobil dan berkali-kali pindah persembunyian.
Baca Juga: Keterlibatan Warga Tionghoa dalam Perjuangan Bangsa (2) : Peranan dalam Sumpah Pemuda
Akhirnya, para pemuda memilih sebuah rumah milik petani keturunan Tionghoa bernama Djiauw Kie Siong di Dusun Bojong Rengasdengklok, Kabupaten Karawang dengan tujuan Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan segera.
Setelah melalui diskusi panjang, akhirnya mereka membuat naskah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Rumah Djiaw Kie Song di Dusun Bojong Rengasdengklok dibangun pada 1920.
Djiaw Kie Siong sendiri seorang petani miskin yang menamam palawija.
Rumah Djiauw Kie Siong berdekatan dengan sungai.
Djiaw Kie Siong lahir pada 1880 di Pisangsambo Tirtajaya, Karawang.
Pada 1920, Djiauw Kie Siong membangun rumah di Dusun Bojong Rengasdengklok Karawang.
Sesudah naskah disusun dan disepakati, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pun selanjutnya diumumkan di Pegangsaan 59 Jakarta.