FAKTA BARU Tragedi Kanjuruhan: Temuan Gas Air Mata Kadaluwarsa, Sebabkan Wajah Korban Meninggal Membiru?

- Senin, 10 Oktober 2022 | 20:24 WIB
Tragdei Kanjuruhan - Polri akui ada penggunaan gas air mata kadaluwarsa (Twitter)
Tragdei Kanjuruhan - Polri akui ada penggunaan gas air mata kadaluwarsa (Twitter)

AYOCIREBON.COM - Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris meminta adanya pengusutan terkait jenis gas air mata yang digunakan aparat dalam tragedi Stadion Kanjuruhan.

Sebelumnya, Polri mengakui adanya pemakaian gas air mata kedaluwarsa oleh kepolisian saat melakukan ‘serangan’ terhadap para penonton dan suporter dalam tragedi kemanusian di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (1/10/2022).

Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal (Irjen) Dedi Prasetyo mengatakan, tim penyidikan dari Puslabfor dan Inafis menemukan sejumlah tabung gas air mata dengan batas masa penggunaan tahun 2021.

Abdul Haris meminta pengusutan terkait hal itu termasuk autopsi terhadap para korban meninggal yang dicurigainya akibat gas air mata

"Saya mohon atas nama kemanusiaan. Saya tidak menunjuk siapa pun, atas nama kemanusiaan dari lubuk hati paling dalam, saya minta diperiksa gas air mata itu, gas air mata seperti apa," ucap Abdul Haris kepada wartawan di Kantor Arema FC, Kota Malang, Jumat (7/10/2022) malam, seperti dilansir dari Republika

Abdul Haris teringat momentum yang nyaris sama saat Aremania terkena tembakan gas air mata pada sebuah laga Arema FC pada 2018 lalu. Saat itu, banyak Aremania yang bergeletakan, tetapi masih bisa bertahan dengan diberikan kipas dan air.

Baca Juga: Jokowi Pastikan Sepak Bola Indonesia Tidak Kena Sanksi FIFA atas Tragedi Kanjuruhan: Alhamdulillah!

Namun, pada tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) lalu, pihak panpel mengaku tidak bisa melakukan tindakan apa pun terhadap korban. Bahkan, menurut Abdul Haris, banyak korban yang wajahnya membiru akibat gas air mata.

Melihat kondisi tersebut, Abdul Haris pun meminta para Aremania yang meninggal bisa diautopsi. Hal ini untuk memastikan penyebab kematian para Aremania karena gas air mata atau berhimpitan. Dia sangat memohon agar pihak berwenang bisa mengusut masalah tersebut.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengakui bahwa pihaknya telah menerima informasi mengenai penggunaan gas air mata kedaluwarsa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan. Namun, Anam menyebut, masih harus dilakukan pendalaman terkait informasi tersebut.

"Ya jadi soal yang daluwarsa itu informasinya memang kita dapatkan, tapi memang perlu pendalaman," kata Anam dalam keterangannya di Jakarta, Senin (10/10/2022).

Meski demikian, menurut Anam, hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengusutan tragedi ini adalah mengenai dinamika di lapangan seusai laga pertandingan Arema FC melawa Persebaya. Ia mengungkapkan, pemicu utamanya, yakni penggunaan gas air mata yang menimbulkan kepanikan para suporter.

Baca Juga: Daftar Dosa 6 tersangka Tragedi Kanjuruhan yang Ditetapkan Kapolri

Sehingga, lanjutnya, banyak suporter dari Arema FC atau Aremania yang turun berebut untuk masuk ke pintu keluar dan berdesak-desakan dengan kondisi mata yang sakit, dada yang sesak, susah nafas, dan sebagainya. Sedangkan, pintu yang terbuka kecil. Akibatnya, mereka berhimpit-himpitan hingga mengakibatkan kematian.

Halaman:

Editor: Rohmana Kurniandari

Sumber: Republika

Tags

Artikel Terkait

Terkini