KEJAKSAN, AYOCIREBON.COM -- Pola kerja di rumah atau work from home (WFH) kembali diberlakukan bagi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkot Cirebon. Hanya 50% ASN yang diperkenankan bekerja di kantor/work from office (WFO).
Kebijakan itu rencananya diberlakukan pada 14-30 September 2020. Melalui surat edarannya (SE), Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis menyatakan, pola kerja tersebut diberlakukan sebab Kota Cirebon terkategori risiko sedang level kewaspadaan Covid-19 (zona oranye).
"Iya betul, kami menindaklanjuti SE Menpan Nomor 67 Tahun 2020 untuk daerah yang masuk kategori zona risiko sedang, dapat menerapkan kebijakan WFO 50%," jelas Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Agus Mulyadi saat dikonfirmasi Ayocirebon.com, Jumat (11/9/2020).
Pola WFO terutama berlaku bagi jabatan pimpinan tertinggi dan pejabat administrator atau dalam hal ini pejabat eselon II dan eselon III pada setiap perangkat daerah dan atau unit kerja perangkat daerah.
Sementara, jabatan pengawas dan fungsional pelaksana dijadwalkan WFH secara bergantian sesuai SE tersebut. Kebijakan 50% berlaku bagi jumlah seluruh ASN pada perangkat daerah bersangkutan setiap harinya.
Dalam surat edaran wali kota Cirebon bertanggal 10 September 2020 sendiri, Azis menekankan bagi pejabat pengawas, fungsional, dan pelaksana untuk selalu mengaktifkan telepon selulernya. Mereka pun harus siap dipanggil pimpinan kala diperlukan.
Khusus perangkat kecamatan, lurah, beserta perangkat kelurahan dan ASN pada perangkat daerah yang tugas dan fungsinya bersifat strategis dan atau menunjang pelayanan dasar, pengaturan kerja didasarkan kebijakan kepala daerah bersangkutan. Namun, diingatkan, upaya pencegahan penyebaran Covid-19 tetap harus diutamakan.
Zona Risiko Covid-19 di Kota Cirebon sendiri didasarkan hasil pemetaan oleh otoritas penanganan Covid-19 Pemprov Jawa Barat.
"Ini (kebijakan WFO 50%) juga bagian dari mengurangi penyebaran di kluster perkantoran. Mencegah lebih baik," tegas Agus yang masih dalam masa karantina mandiri setelah terkonfirmasi Covid-19 sejak sepekan terakhir.
Agus pun mengabarkan kondisinya baik sejauh ini. Meski positif, sampai kini dirinya tak menunjukkan gejala apapun.
Sejak terkonfirmasi positif, Agus mengaku baru menjalani sekali tes usap. Tes usap kali ke-2 masih menanti jadwal dari otoritas kesehatan setempat.
Disinggung sumber paparan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkannya terdeteksi positif, Agus menyatakan hal itu sulit diketahui.
"Setiap tempat/komunitas berpotensi sebagai kluster," tuturnya mengingatkan.