BANDUNG, AYOCIREBON.COM--Pemberlakuan jam kerja karyawan BRI">Bank BRI yang tidak manusiawi bisa merugikan nasabah.
Ekonom Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi mengatakan, persoalan jam kerja termasuk hari libur bagi karyawan harus disediakan. Sebab, hal seperti itu bisa berdampak pada aktivitas pekerjaan dan bersifat kurang baik bagi perusahaan
"Misalnya, karena pekerja diberi intensitas tinggi, bisa saja para tenaga kerja di lapangan melakukan hal-hal yang berindikasi fraud. Kemudian berdampak pada layanan nasabah," ujar Acu kepada Ayobandung.com (Ayo Media Network), Kamis (11/2/2021).
Acu menuturkan, sebaiknya BRI">Bank BRI memperhatikan kemampuan pasar saat menetapkan target. Pada kondisi ekonomi stagnan seperti sekarang, maka target pun harus disesuaikan.
Jika dipaksakan, maka dampaknya akan kurang bagus. Dia juga menyarankan agar aspek penilaian terhadap kinerja bagi karyawan BRI">Bank BRI diperbaiki, termasuk masalah mutasi karyawan.
Di sisi lain, pengaturan jam kerja tidak rasional bisa berdampak pada nasabah. Di mana nasabah juga akan ikut tertekan, sehingga kualitas layanan BRI menurun.
"Dalam kondisi sekarang, semua nasabah pasti terdampak pandemi Covid-19. Sementara dari sisi perbankan adaptasinya terbatas. Mungkin bisa dikatakan, tidak terlalu banyak insentif yang diberikan perbankan. Kita memahami bahwa kualitas pelayanan pasti akan berkurang. Ini akan menyusahkan nasabah," ujar Acu.
Meski begitu, BRI">Bank BRI masih bisa menjaga citra baik perusahaan dengan memperbaiki pola kerja dan insentif karyawan. Selain itu, hal yang paling penting adalah memperbaiki kuliatas layanan dan efisiensi, misal dengan memberikan bunga yang lebih kompetitif dan pelayanan yang lebih humanis.
"Karena kalau karyawan ditekan, mereka akan melakukan hal yang sama pada nasabah. Nanti komunikasinya jadi kurang baik. Padahal kan kita berpikir tidak jangka pendek. Kalau nasabah memiliki kemampuan, pasti dia akan memperbaiki cashflow pembayarannya," kata Acu.