BANDUNG, AYOCIREBON.COM -- Selepas aksi mogok, para produsen tahu dan tempe di Jawa Barat kembali melakukan produksi mulai Senin (4/1/2020). Namun, konsekuensinya harga tahu dan tempe di pasaran akan mengalami kenaikan.
Hal tersebut menyusul meningkatnya harga kedelai di Jabar yang dipengaruhi oleh naiknya harga kedelai dunia dan tersendatnya kuota impor dari Amerika Serikat. Sehingga, para produsen makanan yang menggunakan bahan baku kedelai harus menyesuaikan harga.
Ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Jabar Asep Nurdin mengatakan, kenaikan harga tahu tempe akan berada di kisaran 10%-30%. Kalaupun harga tetap, maka ukuran tahu tempe yang dijual akan lebih kecil.
"Kalau harganya Rp500, jadi Rp550. Biasanya dijual itu per 4 ons, harganya Rp4.000. Tapi sekarang jadi Rp4.500," katanya seperti dilaporkan Ayobandung.com, Senin (4/1/2020).
"Bisa saja ada yang harganya tetap Rp4.000, tapi jadi 3 ons, jadi lebih kecil," jelasnya.
Dia mengatakan, aksi mogok yang dilakukan para produsen tahu tempe berlangsung selama tiga hari, sejak 1 Januari 2020 hingga 3 Januari 2020. Tujuannya adalah untuk memberi informasi pada masyarakat bahwa harga tahu tempe akan naik.
"Tujuannya itu hanya ingin memberitahu masyarakat kalau harga tahu tempe harus naik karena harga kedelai sudah tinggi. Kalau nanti pemerintah mau subsidi silakan saja, tapi intinya kita ingin beri informasi dulu lewat mogok," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan kenaikan harga kedelai di sejumlah daerah termasuk di Kota Bandung disebabkan oleh harga kedelai dunia yang mengalami kenaikan. Selain itu, pasokan kacang kedelai impor asal Amerika Serikat mengalami hambatan.
Selama ini, kacang kedelai impor yang digunakan Indonesia berasal dari negara tersebut.Dia mengatakan, hambatan tersebut adalah adanya tambahan permintaan dari Tiongkok.
Menurut informasi dari Kementerian Perdagangan, Elly menyebutkan, Tiongkok menambah kapasitas impor kacang kedelai dari Amerika Serikat menjadi dua kali lipat. Dari semula 15 juta ton menjadi 30 ton.
"Seharusnya bulan ini masuk. Kemarin diborong. Kemungkinan bulan depan, untuk mengisi kekosongan makanya mendatangkan dari Kanada," ungkap Elly saat menyambangi pengrajin tahu Cibuntu, Senin (4/12/2020).
Dia mengatakan, sebenarnya pasokan kedelai masih memadai hingga 2-3 bulan ke depan. Namun, harganya yang merangkak naik mau tidak mau juga ikut berdampak pada para produsen hingga harus menaikkan harga tahu tempe.
Selepas aksi mogok, para produsen tahu dan tempe di Jawa Barat kembali melakukan produksi mulai Senin (4/1/2020). Namun, konsekuensinya harga tahu dan tempe di pasaran akan mengalami kenaikan.
Hal tersebut menyusul meningkatnya harga kedelai di Jabar yang dipengaruhi oleh naiknya harga kedelai dunia dan tersendatnya kuota impor dari Amerika Serikat. Sehingga, para produsen makanan yang menggunakan bahan baku kedelai harus menyesuaikan harga.
Ketua Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Jabar Asep Nurdin mengatakan, kenaikan harga tahu tempe akan berada di kisaran 10%-30%. Kalaupun harga tetap, maka ukuran tahu tempe yang dijual akan lebih kecil.
"Kalau harganya Rp500, jadi Rp550. Biasanya dijual itu per 4 ons, harganya Rp4.000. Tapi sekarang jadi Rp4.500," ungkapnya dihubungi Ayobandung.com, Senin (4/1/2020).
"Bisa saja ada yang harganya tetap Rp4.000, tapi jadi 3 ons, jadi lebih kecil," jelasnya.
Dia mengatakan, aksi mogok yang dilakukan para produsen tahu tempe berlangsung selama tiga hari, sejak 1 Januari 2020 hingga 3 Januari 2020. Tujuannya adalah untuk memberi informasi pada masyarakat bahwa harga tahu tempe akan naik.
"Tujuannya itu hanya ingin memberitahu masyarakat kalau harga tahu tempe harus naik karena harga kedelai sudah tinggi. Kalau nanti pemerintah mau subsidi silakan saja, tapi intinya kita ingin beri informasi dulu lewat mogok," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan kenaikan harga kedelai di sejumlah daerah termasuk di Kota Bandung disebabkan oleh harga kedelai dunia yang mengalami kenaikan. Selain itu, pasokan kacang kedelai impor asal Amerika Serikat mengalami hambatan.
Selama ini, kacang kedelai impor yang digunakan Indonesia berasal dari negara tersebut.Dia mengatakan, hambatan tersebut adalah adanya tambahan permintaan dari Tiongkok.
Menurut informasi dari Kementerian Perdagangan, Elly menyebutkan, Tiongkok menambah kapasitas impor kacang kedelai dari Amerika Serikat menjadi dua kali lipat. Dari semula 15 juta ton menjadi 30 ton.
"Seharusnya bulan ini masuk. Kemarin diborong. Kemungkinan bulan depan, untuk mengisi kekosongan makanya mendatangkan dari Kanada," ungkap Elly saat menyambangi pengrajin tahu Cibuntu, Senin (4/12/2020).
Dia mengatakan, sebenarnya pasokan kedelai masih memadai hingga 2-3 bulan ke depan. Namun, harganya yang merangkak naik mau tidak mau juga ikut berdampak pada para produsen hingga harus menaikkan harga tahu tempe.